Nama Yogyakarta terambil dari dua kata, yaitu Ayogya atau '''Ayodhya''' yang berarti "kedamaian" (atau tanpa perang, a "tidak", yogya merujuk pada yodya atau yudha, yang berarti "perang"), dan Karta yang berarti "baik". Ayodhya merupakan kota yang bersejarah di India dimana wiracarita Ramayana terjadi. Tapak keraton Yogyakarta sendiri menurut babad (misalnya Babad Giyanti) dan leluri (riwayat oral) telah berupa sebuah dalem yang bernama Dalem Gerjiwati; lalu dinamakan ulang oleh Sunan Pakubuwana II sebagai Dalem Ayogya.
Dahulu, di stasiun ini terdapat dua percabangan jalur di sisi barat
stasiun yang saat ini sudah dinonaktifkan. Jalur pertama ke utara menuju
Magelang dan berakhir di Parakan. Bekas jalur Jogja-Magelang ini dapat kita lihat di beberapa tempat di Jalan Tentara Pelajar, Yogyakarta. Jalur ini juga bercabang di Secang menuju Museum Kereta Api Ambarawa melalui Tuntang hingga berakhir di Kedungjati. Jalur yang kedua, ke arah selatan menuju Palbapang di Kabupaten Bantul.
Bekas jalur ini juga masih terlihat di beberapa tempat, salah satunya
adalah yang sekarang menjadi lapangan parkir di sisi barat laut Kraton
Yogya.
Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di Yogyakarta
selain objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup, Krakal dan
Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat
pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya
gunung-gunung pasir di sekitar pantai, yang biasa disebut gumuk. Objek
wisata ini sudah dikelola oleh pihak Pemkab Bantul dengan cukup baik,
mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar yang menjajakan souvenir
khas Parangtritis. Di Parangtritis ada juga ATV, kereta kuda & kuda yang dapat
disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat. Selain itu
Parangtritis juga merupakan tempat untuk olahraga udara/aeromodeling.
Selain itu terdapat pemandian yang disebut Parangwedang.
Konon air di pemandian ini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit
di antaranya penyakit kulit karena air dari pemandian tersebut
mengandung belerang. Air panas dari Parangwedang juga dialirkan ke
Pantai Parangtritis untuk bilas setelah bermain pasir dan juga mengairi
kolam kecil bermain anak-anak.oohhh.
Penduduk setempat percaya bahwa seseorang dilarang menggunakan pakaian
berwarna hijau muda jika berada di pantai ini. Pantai Parangtritis dan
Parangkusumo menjadi tempat kunjungan utama wisatawan terutama pada
malam tahun baru Jawa (1 Muharram/Suro).
Rekomendasi hotel di Parangtritis:
Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Kota Magelang dan Kota Yogyakarta
adalah kota besar terdekat, berjarak di bawah 30 km dari puncaknya. Di
lerengnya masih terdapat pemukiman sampai ketinggian 1700 m
dan hanya berjarak empat kilometer dari puncak. Oleh karena tingkat
kepentingannya ini, Merapi menjadi salah satu dari enam belas gunung api
dunia yang termasuk dalam proyek Gunung Api Dekade Ini (Decade Volcanoes).
Blangkon adalah tutup kepala yang dibuat dari batik dan digunakan oleh kaum pria sebagai bagian dari pakaian tradisional Jawa.
Menurut wujudnya, blangkon dibagi menjadi 4: blangkon Ngayogyakarta,
blangkon Surakarta, blangkon Kedu, dan Blangkon Banyumasan. Untuk beberapa tipe blangkon ada yang menggunakan tonjolan pada bagian belakang blangkon. Tonjolan ini menandakan model rambut pria masa itu yang sering mengikat rambut panjang mereka di bagian belakang kepala, sehingga bagian tersebut tersembul di bagian belakang blangkon.
Blangkon sebenarnya bentuk praktis dari iket yang merupakan tutup kepala yang dibuat dari batik dan digunakan oleh kaum pria sebagai bagian dari pakaian tradisional Jawa. Untuk beberapa tipe blangkon ada yang menggunakan tonjolan pada bagian belakang blangkon yang disebut mondholan. Mondholan ini menandakan model rambut pria masa itu yang sering mengikat rambut panjang mereka di bagian belakang kepala, sehingga bagian tersebut tersembul di bagian belakang blangkon. Lilitan rambut itu harus kencang supaya tidak mudah lepas.
Sekarang lilitan rambut panjang yang menjadi mondholan sudah dimodifikasi karena orang sekarang kebanyakan berambut pendek dengan membuat mondholan
yang dijahit langsung pada bagian belakang blangkon. Blangkon Surakarta
mondholannya trepes atau gepeng sedang mondholan gaya Yogyakarta
berbentuk bulat seperti onde-onde.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Blangkon
- GRA Nurmalita Sari/GKR Pembayun (menikah dengan KPH Wironegoro)
- GRA Nurmagupita/GKR Condrokirono (menikah dengan KRT Suryokusumo)
- GRA Nurkamnari Dewi /GKR Maduretno (menikah dengan KPH Purbodiningrat)
- GRA Nurabra Juwita/GKR Hayu (menikah dengan KPH Notonegoro)
- GRA Nurastuti Wijareni / GKR Bendoro (menikah dengan KPH Yudanegara)
Hamengkubuwono X lahir dengan nama BRM Herjuno Darpito. Setelah dewasa bergelar KGPH Mangkubumi dan setelah diangkat sebagai putra mahkota diberi gelar KGPAA Hamengku Negara Sudibyo Rajaputra Nalendra ing Mataram. Hamengkubuwono X adalah seorang lulusan Fakultas Hukum UGM.
Penobatan Hamengkubuwono X sebagai raja dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 1989 (Selasa Wage 19 Rajab 1921) dengan gelar resmi Sampeyan
Dalem ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengku Buwana
Senapati-ing-Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah
ingkang Jumeneng Kaping Sadasa.
Hamengkubuwono X aktif dalam berbagai organisasi dan pernah memegang
berbagai jabatan diantaranya adalah ketua umum Kadinda DIY, ketua DPD
Golkar DIY, ketua KONI DIY, Dirut PT Punokawan yang bergerak dalam
bidang jasa konstruksi, Presiden Komisaris PG Madukismo, dan pada bulan Juli 1996 diangkat sebagai Ketua Tim Ahli Gubernur DIY. Pada 2010, bersama dengan Surya Paloh, Sri Sultan Hamengkubuwono X mencetuskan pendirian Nasional Demokrat.
Pada masa kepemimpinannya, Yogyakarta mengalami gempa bumi yang terjadi pada bulan Mei 2006 dengan skala 5,9 sampai dengan 6,2 Skala Richter yang menewaskan lebih dari 6000 orang dan melukai puluhan ribu orang lainnya.
Pada peringatan hari ulang tahunnya yang ke-61 di Pagelaran Keraton 7 April 2007, ia menegaskan tekadnya untuk tidak lagi menjabat setelah periode jabatannya 2003-2008 berakhir. Dalam pisowanan agung
yang dihadiri sekitar 40.000 warga, ia mengaku akan mulai berkiprah di
kancah nasional. Ia akan menyumbangkan pemikiran dan tenaganya untuk
kepentingan bangsa dan negara Indonesia.
Universitas Gadjah Mada, disingkat UGM, merupakan universitas negeri tertua di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 19 Desember 1949
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1949 tentang Peraturan
Tentang Penggabungan Perguruan Tinggi Menjadi Universiteit tanggal 16
Desember 1949.[1] Kampus UGM yang terletak di Yogyakarta tersebut merupakan universitas pertama yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia setelah Indonesia merdeka.
Pada saat didirikan, Universitas Gadjah Mada hanya memiliki enam fakultas,
sekarang memiliki 18 Fakultas dan satu Sekolah Pascasarjana (dahulu
bernama Program Pascasarjana), dan lebih dari 100 Program Studi untuk
S-2,S-3, dan Spesialis. Universitas Gadjah Mada berlokasi di Kampus Bulaksumur Yogyakarta.
Sebagian besar fakultas dalam lingkungan Universitas Gadjah Mada
terdiri atas beberapa jurusan/bagian dan atau program studi. Kegiatan
Universitas Gadjah Mada dituangkan dalam bentuk Tri Dharma Perguruan
Tinggi yang terdiri atas Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat